09 February 2023

Nasihat Rojab 1444H - Rizqi Yang Baik Dari Niaga Yang Adil

BismilLah.

Assalamu'alaykum.
Tilawah QS. Hud ayat 88 bersama Imaamul Muslimin : Ustadz Yakhsyallah Mansur pada ba'da Shubuh hari Kamis 11 Rojab 1444H / 02 Pebruari 2023M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Muhajirun - Natar, Lampung sbb:

- Nabi Syu'ayb memang dikenal sangat penyantun, hal ini dapat kita lihat dari rangkaian QS. Hud ayat 84 hingga 95 yang mengisahkan bagaimana dakwah beliau kepada kaumnya, ternyata seruan dakwah dimulai dengan kalimat "ya qouwmi" sebanyak 6 kali

- Pada ayat ke-88, dikisahkan bagaimana Nabi Syu'ayb berusaha menunjukkan bukti kepada kaumnya. Beliau minta pendapat penduduk Madyan tentang kondisi dirinya. Ternyata beliau dianugerahi rizki yang baik (rizqon hasanan), walaupun Nabi Syu'ayb hanya menyembah Alloh Ta'ala dan berdagang dengan adil, beliau tidak mengikuti kebiasaan penduduk Madyan yang menyembah berhala dan melakukan kecurangan dalam niaga. Bila kita dengarkan seloroh sebagian orang hari ini, ada yang menyatakan, "Mencari yang harom saja susah, apalagi yang halal !" Jelas pernyataan tersebut menyalahi syari'at karena sejak zaman Nabi Syu'ayb, manusia telah Alloh Ta'ala perintahkan untuk berbuat adil dan jujur.

- Beliau sampaikan ketidak-inginan berbeda sikap dengan apa yang beliau sendiri larang. Kalau beliau perintahkan menyembah Alloh saja, maka beliau benar-benar lakukan hal itu. Kalau beliau perintahkan untuk sempurnakan takaran dan timbangan, maka beliau benar-benar lakukan hal itu. Yang beliau inginkan dengan seruan dakwah tersebut adalah mendatangkan perbaikan (ishlah) menurut Alloh Ta'ala sesuai kesanggupan diri, bukan merusak tatanan masyarakat yang sudah ada.

- Bagaimana maksud "mastatho'tu" yang diartikan "kesanggupanku" itu? Kita ambil hikmah dari kisah Syaikh Abdulloh Azzam, seorang penggerak jihad di Afghonistan asal Palestina. Beliau pernah memberikan contoh kepada murid-muridnya tentang makna "mastatho'tu" itu. Beliau ajak para murid untuk lari keliling lapangan, tanpa menyebutkan batasan putaran. Satu per satu murid beliau berhenti lari ketika masing-masing merasakan capek, tinggallah beliau sendirian yang lari, hingga akhirnya jatuh pingsan. Saat siuman, para muridnya bertanya, "Mengapa Anda lari hingga pingsan, ya Syaikh?" Beliau menjawab, "Itulah kesanggupanku (mastatho'tu)."

- Nabi Syu'ayb mengaku tidak ada kemampuan untuk adakan islah kecuali dengan "taufiq" dari Alloh Ta'ala. Yang dimaksud "taufiq" itu adalah bila keinginan Alloh bertemu dengan keinginan seorang manusia. Beliau nyatakan dirinya hanya bersandar kepada Alloh Ta'ala atas semua usaha yang dilakukan.

# Demikian catatan kami, semoga bermanfa'at dan mohon ma'af atas segala kekurangan yang ada.

No comments:

Post a Comment

Sila tinggalkan komentar/pesan dg kalimat santun, sederhana dan jelas.