11 November 2018

Nasihat Robi'ul Awwal 1440H - Meraih Dunia Vs Pemberian Alloh Ta'ala

BismilLah.


Assalamu'alaykum.
Tilawah QS.Al-Isro 18-22 bersama Imaamul Muslimin dan Syaikh Mahmud hafizhohumalLoh pada Jum'at ba'da Shubuh tgl.01 Rob.Awwal 1440H/09 Nop 2018M di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun - Natar, Lampung sbb:

- Ayat 18 menyatakan bahwa siapa yang menginginkan kehidupan sekarang, yakni dunia saat ini, maka akan Kami segerakan baginya (bagian dunia) apa yang Kami kehendaki, atas siapa yang Kami ingini.

- Alloh Ta'ala menggunakan kata yang hampir sama, yakni "aroda" dan "sya-a", yang dalam Bahasa Indonesia sulit dibedakan. Mudahnya, bahwa "sya-a" itu hal yang pasti akan dilakukan, sedangkan "aroda" itu hal yang diinginkan tapi belum pasti dilakukan.

- Alloh Ta'ala menggunakan kata ganti "Kami", bukan "Aku" karena Alloh tidak menangani sendiri semua peristiwa, tapi Dia amanahkan kepada hamba-Nya di langit dan bumi untuk melakukan kehendak-Nya.

- Apa yang diberikan oleh Alloh Ta'ala kepada orang yang menginginkan dunia adalah "sekedar" apa yang Dia kehendaki, dari orang yang Dia ingini (pilihan, yakni bukan semua manusia). Jadi kaya seperti apapun manusia, pada hakekatnya adalah pemberian Alloh Ta'ala. Kaya atau miskin, itu adalah kehendak Alloh Ta'ala, manusia tidak bisa memaksa, bahkan "ngoyo" (Jawa, yakni ngotot) sekalipun tidak akan mengubah taqdir yang ditetapkan oleh-Nya.

- Bagi manusia yang hanya menginginkan dunia, maka Alloh Ta'ala sediakan Neraka Jahannam. Sedangkan ia memasukinya (Neraka) dalam keadaan tercela dan terusir.

- Ayat 19 menyatakan siapa yang menginginkan kehidupan akhirot, yang mana Alloh Ta'ala gunakan kalimat "wa sa'aa lahaa sa'yahaa", yakni berusaha untuk meraihnya dengan sungguh-sungguh, bukan seenaknya. Bila kehidupan dunia diraih dengan cara "jumpalitan", sampai kaki jadi kepala dan sebaliknya, maka sudah semestinya meraih kehidupan akhirot juga dengan cara yang sama.

- Lalu Alloh Ta'ala batasi hal itu berlaku hanya untuk orang yang beriman, maka bagi mereka itu layak di-terima-kasihi, yakni dibalas dengan kebaikan berlebih.

- Ayat 20 menyatakan bahwa untuk kedua golongan diatas itu (yang menginginkan dunia dan akhirot), semuanya diberi bantuan oleh Alloh. Alloh Ta'ala gunakan kata " 'atho`" bukan "hadiyah" karena berbeda makna. 'Atho` itu pemberian tanpa memandang prestasi, semuanya diberi, beda dengan hadiyah yang umumnya diberikan bila ada prestasi atau diberikan sebagai penghargaan.

- Bantuan itulah bukti kemurahan Alloh Ta'ala, artinya manusia tidak memiliki daya apa-apa, semuanya pemberian dari-Nya. Dan pemberian Alloh tidak dapat dihalangi. Yang kaya, tidak bisa di-miskin-kan oleh manusia, sebaliknya yang miskin tdk bisa di-kaya-kan oleh manusia.

- Ayat 21 menyatakan kepada manusia yang tidak percaya akan pemberian Alloh Ta'ala, silakan pikirkan (makna tersirat dari kata "unzhur", yg asalnya adalah "melihat") bahwa di dunia ini benar-benar ada orang yang kaya dan orang yg miskin, baik mukmin maupun kafir. Alloh Ta'ala lebihkan sebagian mereka dari sebagian yg lain. Tapi Alloh ingatkan bahwa kehidupan akhirot itu lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan nya.

- Ayat 22 menyatakan setelah semua ketentuan Alloh diatas, maka jangan adakan tuhan selain Alloh, yakni mempertuhankan harta, atau kekuasaan, atau kecerdasan, dan lain sebagainya. Bagi yang tetap meyakini adanya tuhan selain Alloh maka ia akan menjadi tercela dan terhina.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf bilamana ada kesalahan

No comments:

Post a Comment

Sila tinggalkan komentar/pesan dg kalimat santun, sederhana dan jelas.